Sunday, April 10, 2016

Mengubah Nasib dengan Sandal Ajaib

Kisah Abu Nawas berlanjut lagi setiap bulannya ada postingan terbaru yang makin lama makin kocak ceritanya.

Kali ini Abu Nawas dibuat gelisah karena masyarakat islam sedang bersaing untuk mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya dengan memakai berbagai cara. Namun bukanlah Abu Nawas kalau tak bisa menyelesaikan permasalahan yang pelik seperti ini.

Kisahnya

Lama-kelamaan Abu Nawas tak lagi nyaman berada di kampungnya sendiri.
Pasalnya adalah penduduk kampung tersebut yang notabene beragama islam, saat ini sedang berlomba-lomba untuk mengumpulkan kekayaan. Hal ini bukanlah menjadi masalah, namun yang menjadi masalah adalah mereka menghalalkan segala cara untuk meraih yang mereka inginkan.

Untuk menghentikan perbuatan tercela tersebut, Abu Nawas memutar otak mencari ide yang terbaik untuk menyadarkan masyarakat bahwa menghalalkan segala cara adalah dilarang keras dalam islam.

Setelah lama berpikir, akhirnya ia menemukan ide yang cemerlang yaitu ide sandal ajaib.


Dengan mengambil peralatan seadanya, berangkatlah Abu Nawas ke pasar untuk menggelar tikar menjual sandal-sandal.

"Sandal ajaib...sandal ajaib....! "teriak Abu Nawas berulang-ulang menawarkan dagangannya.
Tak berapa lama kemudian ada seorang pemuda yang tertarik dengan barang dagangan Abu Nawas.
"Silahkan Tuan, mau mencari apa?" tanya Abu Nawas.
"Saya ingin mencari sandal yang bisa merubah hidupku yang miskin ini, :jawab si pemuda.
"Apa maksud Tuan?" tanya Abu Nawas lagi.
"Saya ini sudah lama hidup miskin dan ingin sekali kaya raya. Dan saya ingin membeli barang yang bisa memberikan saya keberuntungan, " kata pemuda itu.

Keajaiban Sandal Ajaib unik lucu eketawa.com


Sejurus kemudian Abu Nawas menunjukkan salah satu sandal ajaibnya.
Ia mengatakan bahwa sandal ajaib itu akan membikin penggunanya dari tak punya menjadi orang yang punya. Karena tertarik, pembeli itu akhirnya jadi juga membeli sandal ajaib itu dengan harga yang lumayan mahal.

Si pemuda langsung saja memakai sandal ajaib itu berkeliling kampung dengan harapan semoga keberuntungan berpihak kepadanya. Akan tetapi harapannya tak kunjung datang juga. Jangankan keberuntungan, si pemuda malah dikira pencuri di kampung tersebut. Tapi untung saja para warga tk sampai menghakiminya.

Karena merasa tertipu, pemuda itu kembali lagi menemui Abu Nawas untuk protes.


"Assalamu'alaikum....," sapa pemuda itu.
"Wa'alaikum salam....," jawab Abu Nawas.
"Eh...ternyata Tuan, bagaimana kabar Tuan?" tanya Abu Nawas.

"Kabar jelek. Aku selalu ditimpa kemalangan gara-gara memakai sandal ini. Padahal dulu engkau mengatakan kalau sandal ini bisa mendatangkan keberuntungan, tapi mana buktinya?" protes pemuda itu.
"Seingat saya, saya tidak pernah mengatakan seperti itu Tuan?" sergah Abu Nawas.
"Saya hanya mengatakan bahwa bila Tuan pada mulanya orang yang tidak punya, maka dengan membeli sandal ini, Tuan akan menjadi orang yang punya. Buktinya sekarang Tuan sudah memiliki sandal ajaib ini, "kata Abu Nawas.

Tobat unik lucu eketawa.com

Begitu mendengar penjelasan Abu Nawas, pemuda itu hanya bisa diam saja karena menyadari bahwa dia yang keliru dan salah tafsir.
"Lalu mengapa engkau mengatakan bahwa sandal ini ajaib?" tanya pemuda pembeli.
"Karena memang sandal ini merknya ajaib. sandal ajaib," jelas Abu Nawas.

Akhirnya pemuda itu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.
Namun Abu Nawas menegurnya,
"Tunggu Tuan, saya ingin mengatakan sesuatu kepada Tuan. Mungkin saja akan ada manfaatnya, "kata Abu Nawas.

"Jangalah percaya kepada barang ajaib karena percaya pada sesuatu selain Allah SWT bisa membuat kita syirik dan akan mendapatkan kesusahan di dunia dan di akhirat kelak. Buktinya, sebagaiman yang Tuan alami, oleh karena itu segeralah bertobat kepada Allah SWT, "kata Abu Nawas.

Mendengar penuturan Abu Nawas, sepertinya pemuda itu menyadari kesalahannya.
Ternyata banyak sekali hal-hal yang bisa membawa kepada perbuatan yang dimurkai Allah SWT. Mulai saat itulah ia bertobat kepada Allah SWT.

unik lucu eketawa.com

Saturday, April 9, 2016

Kejujuran Abu Nawas Diuji Jin

Abu Nawas dikenal juga karena kejujurannya, namun tak semuanya percaya begitu saja. Diantara yang tidak percaya dengan kejujuran Abu Nawas adalah kaum jin.

Abu Nawas selalu saja berhasil mematahkan teka-teki dengan sasaran yang tepat serta dapat diterima oleh akal. Sepak terjangnya yang demikian itulah membuat penasaran kaum jin dan ingin mengujinya.

Mereka para jin akhirnya sepakat untuk memberi pengujian kepada Abu Nawas, apakah benar-benar jujur atau tidak. Nah, apakah Abu Nawas lulus dalam uji kejujuran itu?

Berikut ini Kisahnya unik lucu eketawa.com


Dahulu Abu Nawas pernah bekerja sebagai tukang kayu di kampungnya. Dengan pekerjaannya tersebut, ia sering menebang kayu di hutan belantara. Dan karena ia teledor, kapak kesukaannya yang ia gunakan untuk menebang kayu malah jatuh masuk ke jurang yang sangat dalam letaknya.




Kejadian itu membuat Abu Nawas bersedih hati karena kapak itu adalah satu-satunya peralatan yag dipunyainya dan ia belum mempunyai pengganti.
Tanpa kapaknya, otomatis ia tidak bisa bekerja seperti biasanya.
Dalam perasaan yang sangat sedih itu, tiba-tiba datanglah jin yang menyamar menjadi seorang laki-laki berbaju putih. Jin itu datang dan menggoda Abu Nawas yang kondisinya mulai labil.

"Hai Abu Nawas, kenapa kamu kelihatan sediah sekali?" tanya jin.
"Iya,apak saya sebagai satu-satunya alat untuk bekerja telah jatuh ke jurang. Kalau begini, bagaimana saya bisa bekerja lagi?"jawab Abu Nawas sedih.
"Oh begitu, saya akan bantu untuk mengambilkannya untukmu," kata jin.

Sebuah Kapak Biasa

Tak berapa lama kemudian, sang jin pun turun ke bawah jurang. Ternyata jin tersebut memiliki keinginan untuk menguji kejujuran Abu Nawas yang sering didengarnya.

Terbersit di benak jin untuk memberikan kapak yang lain yang terbuat dari ems, apa reaksi Abu Nawas nantinya.

"Wahai Abu Nawas, apakah ini kapakmu?" tanya jin.
"Bukan, kapak saya jelek kok," jawab Abu nawas.

Sesaat kemudian jin membnerikan kapak kedua yang terbuat dari perak. Namun Abu Nawas tetap saja tak mengakui.
"Bukan, bukan itu. Kapak saya sudah jelek kok!" tegasnya.

Mendengar jawaban seperti itu, sang jin menjadi senang karena ternyata Abu Nawas benar-benar seorang yang jujur.
"Hai Abu Nawas, kenapa kamu ini begitu jujur, apa tidak mau aku barang yang lebih baik?" tanya jin.

Rasa Bersyukur unik lucu eketawa.com

"Pak, sesungguhnya aku telah bersyukur pada apa yang aku miliki. Aku tidak ingin mendapatkan sesuatu yang bukan hakku. Bagiku, kapak yang jelek itu adalah milikku. Dengan kapak itulah aku bisa bekerja secara halal dan mendapatkan kayu untuk aku jual, "terang Abu Nawas.

"Rasa syukur?"tanya jin dengan heran.
"Ya, karena rasa syukur itulah yang membuatku tidak mau mengambil barang yang bukan hakku, "tegas Abunawas.
"Wahai Abu Nawas, karena rasa syukurmu itu, maka ketiga kapak ini aku berikan kepadamu,"kata jin.

Kemudian Abu Nawas pergi sambil membawa ketiga kapak itu.

unik lucu eketawa.com

Friday, April 8, 2016

Abu Nawas Ditampar Karena Secangkir Kopi

Kisah Abu Nawas hadir kembali dengan tema-tema yang tak pernah lekang oleh waktu. Abu Nawas tidak menyangka akan menerima tamparan di pipi oleh teman karibnya yang jauh di pinggir kerajaan.

Berkali-kali ditampar ketika akan menyeruput kopi panas di hadapannya mulai dari selepas shalat isyak sampai pertengahan malam. Kurang mengetahui juga apa maksud dari tamparan itu.


Namun, bukanlah Abu Nawas yang merupakan orang kepercayaan Raja Harun kalau dia tak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Otak pun digunakan dengan cerdas sehingga pada akhirnya terkuak juga kenapa dia ditampar berkali-kali tiap kali akan meminum seteguk kopi panas.

Bagaimana kisahnya?
Sumak yuk kisahnya yang lucu tapi sangat mendidik siapa saja sekalipun orang tua.

Kisahnya

Pada sore itu, Abu Nawas sedang berkunjung ke kawan karibnya yang ada di pelosok desa yang merupakan orang Yahudi. Setibanya di rumah sahabatnya itu, dia melihat permainan musik, ada yang bermain kecapi, ada yang menari dan sebagainya. Terlihat mereka semua bersuka cita.

Pada saat tamu mulai kehausan, tuan rumah rupanya menyuguhkan kopi dan masing-masing mendapatkan secangkir kopi, termasuk juga Abu Nawas.

Ketika Abu Nawas hendak meminum kopi itu, ia ditampar oleh si Yahudi.
Namun karena sudah terlanjur larut dalam kegembiraan, hal tersebut tak ia hiraukan dan diangkatnya lagi cangkirnya, tapi lagi-lagi ditampar.

Ternyata tamparan yang diterima Abu Nawas pada malam itu cukup banyak sampai acara selesai sekitar jam 2 dini hari. Di tengah jalan, baru terpikir oleh Abu Nawas tentang kejadian yang dialaminya itu.

"Jahat benar perangai Yahudi itu, main tampar seenaknya saja. Kelakuan seperti itu tak bisa dibiarkan berlangsung di Baghdad. Tapi apa dayaku hendak melarangnya?" pikirnya dalam hati.
"Ahaa... aku ada akal," guman Abu Nawas.

Lapor Baginda Raja ... unik lucu eketawa.com

Keesokan harinya, Abu Nawas menghadap Raja Harun Ar-Rasyid di istana.

"Tuanku, ternyata di negeri ini ada suatu permainan yang belum pernah hamba kenal, sangat aneh sekali, "lapor Abu Nawas.
"Dimana tempatnya, "tanya Raja Harun yang penasaran.
"Di tepi hutan, Baginda, "kata Abu Nawas.

Kemudian Raja Harun mengajak Abu Nawas untuk melihatnya.

Akhirnya selepas shalat isyak, Abu Nawas dan raja pergi ke rumah Yahudi dengan mengenakan pakaian bisa ala rakyat jelata. Dan benar juga, sesampainya di sana, si Yahudi sedang menggelar nyanyian dan tarian, serta tamunya pun cukup banyak.

Abu Nawas dan Raja Harun diperilahkan masuk untuk bergabung. Si Yahudi tak mengenali kehadiran raja. Dia memaksa sang raja untuk menari. Namun sang raja menolaknya dengan halus. Dan saat itulah ada suara tamparan, dan tak menyangka sang raja ditampar pipinya oleh tuan rumah.





Raja baru sadar bahwa ia sedang dipermainkan oleh Abu Nawas. Namun karena sang raja sedang menyamar, ia tak bisa memiliki kemampuan untuk melawan orang sebanyak itu.

Diam-diam Abu Nawas meningghalkan tempat tersebut, meninggalkan rajanya sendirian, agar sang raja dapat mengetahui akan kelakuan rakyatnya sendiri.

Hukuman untuk Yahudi

Terpaksa raja pun menuruti ajakan tuan rumah untuk menari hingga tubuhnya yang tambun itu berpeluh. Pada saat itulah tuan rumah mulai menyuguhkan kopi. Ketika sang raja hendak menyeruput kopi di hadapannya, tiba-tiba saja pipinya ditampar oleh tuan rumah dan hal tersebut berulang saat hendak meminumnya lagi.

Sehingga raja tak sempat meminum kopi walaupun hanya seteguk saja.

Pada keesokan harinya, raja memanggil Abu Nawas untuk menghadap.
"Wahai Abu Nawas, baik sekali perbuatanmu tadi malam. Engkau membiarkanku dipermalukan seperti itu, "ujar raja.
"Ampun Baginda, hamba hanya ingin agar Baginda melihat langsung, "kata Abu Nawas.

Setelah meminta maaf, Abu Nawas menceritakan bahwa ia juga mengalami hal yang serupa sehari sebelumnya. Namun ketika di meleporkan, tak ada jaminan yang bakal membuat raja percaya begitu saja.

Kemudian raja memanggil si Yahudi, diinterogasi dan dijawab oleh Yahudi dengan entengnya.
"Jika saya mengetahui yang hadir adalah Tuanku, saya takkan mungkin melakukan hal itu, "ujar Yahudi.

Tentu saja hal itu tak bisa dibenarkan sama sekali dan membuat raja menjadi marah. Karena tak boleh seorangpun yang memiliki perangai buruk seperti itu. Dan sebagai balasannya, sang raja memasukkan si Yahudi ke penjara untuk beberapa waktu lamanya.

unik lucu eketawa.com

Thursday, April 7, 2016

Harga Untuk Raja Harun Ar-Rasyid

Selamat sore sahabat setia kisah Abu Nawas. Sore ini kita akan bercerita kembali tentang petualangan Abu Nawas yang cerdis di setiap keadaan yang terjepit sekalipun.

Kali ini temanya adalah Abu Nawas dengan berani menjual Raja Harun Ar-Rasyid kepada khalayak ramai. Berapakah harga yang pantas untuk ditawarkan kepada semua orang?

Dalam sebuah jamuan makan, Raja Harun Ar-Rasyid memberi tugas yang mengejutkan karena dia disuruh memberikan harga bagi sang Raja.

Raja Harun Ar-Rasyid (ilustrasi)

Alhasil, meskipun Raja Harun Ar-Rasyid kebakaran jenggot dan murka, namun Abu Nawas tetap saja mampu memenangkannya dan pulang dengan membawa hadiah yang berlimpah.

Bagaimana bisa? Kenapa Abu Nawas bisa berhasil, padahal Raja Harun sangat marah. Bagaimana kisahnya?

Berikut Kisahnya


Pada suatu malam yang temarang disinari rembulan, Raja Harun Ar-Rasyid ingin makan malam bersama Abu Nawas. Maka diutuslah pengawal untuk menjemput Abu Nawas di kediamannya. Tak lama kemudian, Abu Nawas yang berpakaian sederhana itu tiba di istana dengan pebuh keceriaan karena akan bersantap ria dengan rajanya.

Begitu mengetahui kedatangan Abu Nawas, raja nampak antusias sekali. Maka diajaklah Abunawas untuk berbincang di sebuah ruangan yang di dalamnya telah tersedia aneka makanan sebagai jamuan. Makanan-makanan yang tersaji terlihat cukup lezat nan lezat. Belum lagi ada minuman yang terlihat begitu segar.





Melihat makanan yang ada di depannya, Abu Nawas sudah tak sabar lagi ingin menyantap makanan-makanan tersebut karena dia memang dari rumah belum makan sama sekali.

Abu Nawas masih menunggu agar raja mempersilahkan. Begitu raja mempersilahkan, langsung saja Abu Nawas menyantap dengan lahap hidangan yang ada di depannya.

Sementara itu, raja sangat semangat sekali menceritakan tentang kerajaan dan kekuatannya. Namun Abu awas nampaknya tak terlalu fokus dengan apa yang dibicarakan oleh rajanya. Dia masih sibuk dan fokus untuk mengisi isi perutnya sambil memanjakan lidahnya karena peristiwa seperti ini jarang terjadi.

Harga Sang Raja unik lucu eketawa.com


Selang beberapa lama, Raja Harun Ar-Rasyid masih saja antusias dengan apa yang dipikirkannya. Raja bercerita kepada Abu Nawas dengan luasnya wilayah yang telah dipimpinnya selama ini.

Tak lama kemudia, tiba-tiba saja sang raja bertanya kepada Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas, berpakah harga diriku ini?" tanya raja.


Abu Nawas yang sedang asyik makan, nampak tertegun sejenak. Namun dengan santainya dia pun menjawab pertanyaan itu.
"Hamba kira, mungkin saja sekitar 100 dinar, Paduka, "jawab Abu Nawas sekenanya.

"Terrlalu sekali engkau Abunawas, harga sabukku saja 100 dinar, "bentak raja.
"Tepat sekali, Paduka. Memang yang saya nilai dari diri Paduka hanya sebatas sabuk itu saja, "ujar Abu Nawas.

Sebenarnya raja cukup gusar juga dengan jawaban Abu Nawas itu. Namun malam itu beliau tidak ingin larut dala kecerdikan Abu Nawas. Raja berpikir bahwa beliau harus bisa memberikan pelajaran.

Raja sadar, bahwa beliau kesulitan memberikan pelajaran kepada Abu Nawas kalau temanya beradu kecerdasan. Maka muncul ide bagaimana kalau tentang ketangkasan.

unik lucu eketawa.com

Wednesday, April 6, 2016

Diusir dari Kota Hanya Karena Mimpi

Kisah Abu Nawas hadir kembali sobat dengan cerita-cerita cerdik darinya. Petualangan Abu Nawas serasa tidak ada habis-habisnya untuk diceritakan kepada sahabat semuanya.

Kali ini, entahlah...

Kenapa hanya gara-gara mimpi saja, Abu Nawas sampai diusir dari kota. Keputusan Raja sudah bulat dan Abu Nawas tak dapat mengelaknya lagi.

Tapi, bukanlah Abu Nawas kalau tak dapat menyelesaikan masalah seperti ini. Sepelik apapun kasus yang ada, biasanya Abu Nawas berhasil menolong dirinya sendiri maupun orang lain.

Akankah Abu Nawas berhasil menggunakan akalnya untuk memecahkan kasus yang dilimpahkan Baginda Raja Haru, ataukah kali ini dia akan mendapat hukuman yang berat ya. Berikut ini kisahnya.

Kisahnya


Pada suatu hari, Abu Nawas dipanggil oleh raja. Kelihatannya ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan berdua. Apes benar nasib Abu Nawas.

Dengan berat hati, raja memberi perintah,
"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua yang mengenakan jubah putih. Ia berkata bahwa negeri ini akan ditimpa bencana besar jika orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini."
Abu Nawas mendengarkan dengan seksama titah rajanya.

Sang Raja berkata lagi,
"Engkau harus diusir dari negeri ini, sebab engkau adalah pembawa sial. Kamu boleh kembali dengan syarat tidak boleh berjalan kaki, berlari, melompat-lompat, merangkak, menunggang keledai atau binatang tunggangan lainnya."

Mendengar titah rajanya, akhirnya Abu Nawas pun berkemas. Dengan bekal secukupnya, Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan istrinya yang melepasnya dengan uraian air mata.

Sudah dua hari lamanya Abu Nawas mengendarai keledainya dan bekal yang dibawa pun mulai menipis.

Sebenarnya Abu Nawas tak terlalu sedih dengan pengusirannya tersebut. Karena dia sangat yakin sekali bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menolongnya dari kesulitan yang menjeratnya tersebut.

Bukankah tiada seorang teman pun yang lebih baik daripada Allah SWT pada saat-saat seperti itu?

Kecerdikan Abu Nawas


Hari berganti hari. Setelah sekian lamanya, Abu Nawas yang tengah berada di negeri orang, mulai diserang rasa kangen yang menyayat hati.

Memang tak ada jalan keluar yang lebih baik dari berpikir dan berpikir. Namun dengan akal bagaimana, seperti apa, agar ia bisa memecahkan masalah ini.

"Bagaimana kalau aku menyuruh orang agar menggendongku sampai ke istana ya. Ah tapi itu tidak mungkin, mana ada yang mau menggendong orang sejauh itu?" kata Abu Nawas.

"Aku harus bisa menolong diriku sendiri tanpa melibatkan orang lain, "guman Abu Nawas.

Memasuki hari yang kedua puluh, Abu Nawas yang cerdik itu berhasil menemukan suatu cara, yang mana hal tersebut bukan merupakan larangan raja.

unik lucu eketawa.com


Setelah semuanya dipersiapkan, Abu Nawas mulai berangkat ke negerinya sendiri. Rasa rindu bercampur senang menggumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ini melecut-lecut, semakin menggila saja karena Abu Nawas sudah mulai dekat dengan kampung halamannya.

Pada tengah hari,akhirnya Abu Nawas sampai juga di kampung halamannya.

Para penduduk, teman, saudara, semuanya bergenbira menyambut kedatangan Abu Nawas dengan penuh suka cita. Kabar pun mulai menyebar luas hingga sampai ke istana.

Para penduduk senang karena Abu Nawas adalah sosok yang dicintainya. Berbeda dengan raja, dia pun juga turut senang karena pasti kali ini akan mendapatkan hukuman.

Setelah dipanggil ke istana, Abu Nawas kembali dengan tidak berjalan kaki, berlari, melompat-lompat, merangkak, menunggang keledai atau binatang tunggangan lainnya.

"Bagaimana caramu kembali?" tanya Raja.
""Dengan bergelayut di bawah perut keledai, Baginda," jawab Abu Nawas.

Baginda raja tak membayangkan sama sekali kalau ternyata Abu Nawas berhasil dengan taktik yang tepat. Karenanya, Abu Nawas tidak jadi mendapat hukuman.

Itulah sobat kisahnya Abui Nawas bulan Oktober ini. Sampai ketemu di bulan depan ya, bulan November 2015 dan semoga terhibur dengan ceritanya.

unik lucu eketawa.com

Tuesday, April 5, 2016

Sayembara Memindahkan Masjid

Abu Nawas yang cerdik kembali menemani penggemar blog ini. Jangan lupa share sebanyak-banyaknya ke media sosial karena siapa tahu ada yang belum membaca kisahnya.

Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun berbicara di depan rakyatnya.
"Setelah melaksanakan shalat Jumat besok, kalian jangan pulang terlebih dahulu karena saya akan membuat pengumuman yang sangat penting."

Rakyat yang hadir berbisik-bisik kiranya pengumuman apa yang akan disampaikan oleh raja mereka.

Setelah shalat Jumat selesai, raja membacakan pengumuman.
"Tempat di sekitar masjid kita ini sangatlah ramai dan penuh sesak. Jadi, saya akan memindahkan masjid kita ini ke lokasi lain. Siapapun orangnya yang bisa memindahkan masjid ini, maka akan aku beri hadiah sekarung emas."
Tampaknya tak seorang pun dari rakyatnya menyanggupi permintaan raja mereka. Raja Harun mengulanginya beberapa kali kemudian memandangi rakyatnya satu per satu.

Terhentilah pandangan ketika tampak sosok yang tak asing lagi yaitu Abu Nawas. Kemudian raja menunjuk Abu Nawas sambil berkata,
"Abu Nawas, bagaimana denganmu?" tanya raja.

Abu Nawas terkejut juga, dan beliau menjawab,
"Saya akan memindahkan masjid, tapi saya mempunyai satu syarat, Baginda?"
"Apa itu, katakanlah, "jawab Baginda.
"Sebelumnya setelah shalat Jumat besok, Baginda mengadakan pesta jamuan untuk rakyat," jelas Abu Nawas.
"Baiklah kalau memang begit syaratnya," jawab Baginda.

Semua yang hadir di situ terdiam seribu bahasa. Merekan heran sekali dengan kesanggupan yang dilontarkan oleh Abu Nawas. Mereka tak bisa membayangkan bagaimana Abunawas memindahkan masjid.

Pesta Rakyat yang Meriah >>> unik lucu eketawa.com


Akhirnya, hari Jumat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Setelah selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid, mereka semua menyantap hidangan yang lezat-lezat yang telah disiapkan oleh raja.

Setelah pesta usai, raja pun mengingatkan Abu Nawas,
"Wahai Abu Nawas, kini saatnya engkau melaksanakan pekerjaanmu," ujar raja.

Tak lupa, Baginda berkata kepada rakyatnya,
"Kalian semua akan menyaksikan sesuatu yang sangat luar biasa hari ini. Abu Nawas akan memindahkan masjid ke tempat yang baru," ujar raja.

"Baik Baginda, masjid ini akan saya pikul di pundak saya," kata Abu Nawas.

Orang yang hadir terdiam, menanti apa yang akan dilakukan Abu Nawas. Abu Nawas kemudian maju ke depan orang-orang, kemudian berhenti, lalu membungkuk sambil menyingsingkan lengan baju serta celananya.

Abu Nawas meminta orang-orang agar mengangkat masjid untuk diletakkan di pundaknya agar Abu Nawas bisa memindahkan masjid ke tempat lain.

Para hadirin terkejut dengan ucapan Abu Nawas tersebut. Mereka saling berpndangan satu sama lain tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Wahai Tuan-Tuan, jumlah kalian sangatlah banyak, kira-kira sampai dua ratus orang dan kalian semua sudah makan, pasti kuat. Tolong bantu saya mengangkat masjid ini ke pundak saya, "ujar Abu Nawas.
"Wahai Abu,apa kamu gila, kami semua pasti tidak akan mampu mengangkatnya," ujar salah satu yang hadir.

Abu Nawas kemudian mengadu kepada raja,
"Baginda, bukan salahku tidak bisa memindahkan masjid. Orang-orang tidak mau membantu saya untuk mengangkat masjid ke pundak saya," kata Abu Nawas.

Raja pun tersenyum mendengar ucapan Abu Nawas. Namun raja memberikan acungan jempol atas cara yang digunakan Abu Nawas untuk berkelit.

unik lucu eketawa.com

Monday, April 4, 2016

Raja Menjadi Pengemis

Kisah Abu Nawas hadir kembali di akhir tahun 2015 dengan petualangannya yang selalu saja menarik disertai kekocakan sana sini. Sehingga membuat kisah Abu Nawas tiada henti untuk dituturkan.

Abu Nawas adalah sosok yang beriman, cerdik dan tenaganya selalu dibutuhkan oleh raja yang berkuasa pada saat ini. Mungkin saja beliau menyalahi aturan, namun tujuannya tetap baik.

Seperti kisah yang satu ini, dimana kecerdikan Abu Nawas kembali diuji, apa memang benar cerdik seperti yang diceritakan oleh banyak orang.

Pengemis (ilustrasi)

Kisahnya


Pada siang hari yang sangat terik, Abu Nawas sedang duduk-duduk di beranda depan rumahnya. Abu Nawas tidak bekerja hari itu, karena maklumlah karena cuaca sangat terik sekali.

Sambil ditemani istrinya, tiba-tiba saja dari kejauhan ada beberapa prajurit kerajaan yang mendatangi rumahnya. Ternyata para prajurit tersebut diperintahkan raja agar menjemput Abu Nawas.

Setelah sampai di istana kerajaan, di situ terlihat Baginda Raja sudah menunggu agak lama juga.
"Wahai Abu Nawas, aku saat ini benar-benar butuh bantuanmu," kata raja.

Sesaat kemudian, raja mulai bercerita. Raja telah mendapat laporan bahwa di wilayahnya ada seorang saudagar kaya raya yang menolak membayar zakat. Saudagar tersebut bernama Tuan Kabul.


Mendengar penuturan raja, sejenak Abu Nawas berpikir dan kemudian menjawab,
"Mengapa Baginda tidak panggil saja dia ke istana? Lalu masukkan saja ke penjara?"

"Sebenarnya bisa saja aku berbuat demikian. Namun apa tidak ada cara lainnya yang lebih baik dan halus. Soalnya sangat disayangkan kalau aku menghukum," kata raja lagi.

"Bagaimanapun juga, dia dulu adalah orang yang paling rajin membayar zakat. Tapi entah kenapa semakin dia kaya raya, malah makin malas membayar zakat," kata raja lagi.

Imbalan Raja


Memang secara pribadi, Abu Nawas lebih senang kalau Tuan Kabul tersebut dihukum penjara dan semua permasalahan menjadi beres. Karena semua orang sudah tahu bahwa Tuan Kabul tersebut sangatlah pelit.

Bayangkan saja, hampir tak ada orang yang menyukai Tuan Kabul ini, kecuali hanya para abdinya. Namun karena ini adalah perintah raja, maka mau tak mau Abu Nawas ikut memikirkan jalan keluarnya.

Akhirnya Abu Nawas meminta waktu beberapa hari untuk memikirkan jalan keluarnya. Meskipun tak bekerja menggunakan otot, Abu Nawas diberi sekantong ems oleh raja untuk menghidupi keluarganya, dengan syarat harus bisa menyadarkan Tuan Kabul.


Setelah seminggu, Abu Nawas kembali ke istana.
"Bagaimana? Apa taktikmu sekarang?" tanya raja.
"Beres Baginda, sudah ditemukan caranya. Cuma, saya dan Baginda harus jadi pengemis. Apakah Baginda bersedia?" tanya Abu Nawas.

Pada mulanya, Baginda Raja agak kaget dengan takti Abu Nawas. Karena ada rasa keinginan kuat untuk menyadarkan Tuan Kabul, akhirnya rajapun bersedia.

Menjadi Pengemis


Dengan memakai pakaian layaknya pengemis, Abu Nawas dan Baginda Raja pergi meluncur ke rumahnya Tuan Kabul. Pada saat itu, Tuan Kabul sedang berada di rumah. Nasib mujur.

Abu Nawas segera saja mengucapkan salam dan menyapa Tuan Kabul.
"Apakah Tuan mempunyai uang rewceh?" kata Abu Nawas.
"Tidak ada!" jawab Tuan Kabul.
"Kalau begitu, apakah Tuan punya pecahan roti kering, sekedar untuk mengganjal perut kami?" tanya Abu Nawas.
"Tidak ada!" kata Tuan Kabul.


"Kalau begitu, kami minta segelas air saja, adakah Tuan?" tanya Abu Nawas.
"Sudah aku bilang dari tadi aku tidak punya apa-apa!" kata Tuan Kabul yang mulai emosi.
Justru inilah yang ditunggu-tunggu Abu Nawas, sifat emosi yang dimunculkan Tuan Kabul.


"Kalau Tuan tidak punya apa-apa, mengapa Tuan tidak jadi pengemis seperti kami saja?" kata Abu Nawas.
Wajah Tuan Kabul terlihat sedih, teringat akan masa lalunya yang terbilang miskin dan tak punya apa-apa.

Rasa marah, tersinggung dan terhina bercampur aduk dirasakan Tuan Kabul. Namun belum sempat Tuan Kabul sadar siapa yang berdiri di depannya, raja mulai angkat bicara.

"Bagaimana Kabul, apakah memilih menjadi orang kaya atau orang yang tak punya?" kata raja. Kalau mau kaya, bayarlah zakat, kalau tidak mau kaya, mengemis saja kayak orang ini," kata raja sambil menunjuk ke Abu Nawas.

Tuan Kabul akhirnya sadar bahwa kalau mau kaya seharusnya orang rajin membayar zakat karena dengan membayar zakat, maka hadiahnya berlipat ganda.

Akhirnya Tuan Kabul mau membayar zakat setelah Abu Nawas membacakan Al Qur'an dan ancaman-ancaman yang didapat kalau seseorang enggan membayar zakat.

situs unik dan lucu eketawa.com